BANDA ACEH - Dokter RSUZA
Banda Aceh untuk pertama kalinya melakukan bedah Neuro Endoskopi
terhadap pasien tumor otak. Bedah itu dilakukan di bawah bimbingan dua
ahli bedah saraf dari Surabaya yaitu dr Roland Sidabutar SpBS(K) MKes
dan dr Agung Budi Sutiono SpBS MSc PhD. Tim itu juga dibantu ahli
anastesi dari Bandung, Prof Dr Tatang Bisri SpAn KNA KAO.
Direktur RSUZA,
dr Fachrul Jamal SpAn KIC, kemarin, mengatakan, bedah itu lebih cepat
dan meminimalisir trauma dibanding bedah konvensional dengan membelah
tengkorak pasien. “Ini merupakan operasi yang dilakukan dengan teknik
khusus. Kami bersyukur ada tiga dokter ahli yang berbagi pengalaman
sekaligus membimbing dokter kita dalam pembedahan,” ungkapnya.
Dikatakan, bedah Endoskopi dilakukan selama dua hari terhadap tiga
pasien tumor otak. Bedah pertama dilakukan pada Rabu, 25 Mei 2016
terhadap dua pasien yaitu SW (57) dengan diagnosa Tumor Supersellar dan
SB (32) dengan Makro Adema. Sedangkan pada hari kedua, Kamis, 26 Mei
2016, tim dokter membedah AR (22) dengan diagnosa Tumor Hipofise.
Menurutnya, bedah menggunakan alat Neuro Endoskopi sudah diterapkan
diberbagai negara maju di dunia. Sedangkan untuk Indonesia, baru
dilakukan di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
“Bedah dengan cara ini dipercaya dapat meminimalisir risiko, terutama
trauma pascaoperasi. Bedah Endoskopi memang mahal, namun kita ditanggung
oleh BPJS Kesehatan,” ujar Fachrul.
Dijelaskan, bedah itu dilakukan dengan memasukkan alat Neuro
Endoskopi yang dilengkapi kamera dan alat bedah ke dalam tubuh pasien
melalui saluran pernapasan. Lalu, dokter memantau pergerakan alat dengan
monitor dan mengambil tindakan yang diperlukan. Ditambahkan, teknik
endoskopi disebut juga teknik minimal invasi karena melibatkan dokter
ahli berpengalaman dan alat yang canggih.
Pada bagian lain, Direktur RSUZA,
Fachrul Jamal juga mengatakan, dalam waktu dekat rumah sakit itu akan
memiliki Ruang Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) atau tempat
karantina bagi penderita TB yang sudah resistant (kebal) terhadap obat.
“Pasien MDR butuh ruang perawatan khusus untuk mencegah penularan TB
kepada pasien lain,”
ujarnya. Dikatakan, instalasi tersebut akan
dibangun oleh Multi Donor Fund (MDF) dengan dana hibah dari Kementerian
Kesehatan RI.
Ditambahkan, ruang tersebut akan mulai dibangun minggu depan.
“Pelelangannya di Jakarta dan itu sudah selesai dilakukan. Ruang MDR
berkapasitas 4 pria dan 4 wanita itu dibangun di gedung lama RSUZA,” ungkap Fachrul seraya mengatakan pasien akan diinapkan dalam jangka waktu tertentu untuk dirawat intensif.
sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/26/rsuza-lakukan-bedah-neuro-endoskopi
0 comments:
Post a Comment