LHOKSUKON – Warga Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, geger oleh hujan
es selama tiga menit lebih yang terjadi bersamaan dengan guyuran hujan
deras di kawasan itu, Rabu (25/5) pukul 14.30 WIB.
“Saya sempat mendengar suara keras di atap warung kopi saat sedang
berjualan. Lalu, saya lihat di atas kaca depan mobil yang parkir di
depan warkop ada butiran es. Namun, saya tak berani mengambilnya karena
saat itu sedang hujan deras disertai petir,” ujar Anis (20), warga
Lhoksukon kepada Serambi kemarin.
Sulaiman (37), petugas parkir di sebuah warung kopi (warkop) di
Lhoksukon asal Matangkuli kepada Serambi mengaku sempat melihat dengan
jelas butiran es sebesar biji jagung jatuh ke atas kaca mobil yang
sedang diparkir di depan sebuah warung kopi. “Ketika seorang warga
mengambil gelas dalam warung kopi untuk menaruh es tersebut, esnya
mencair menjadi air,” ujar Sulaiman.
Muhamadar (33), petugas kebersihan di Masjid Agung Baiturrahim
Lhoksukon malah mengaku sempat mendengar suara hantaman benda keras dari
atap seng teras mesjid. “Suaranya seperti batu menimpa seng, tapi dalam
waktu yang tak lama. Kemungkinan itu hujan es, tapi saat itu saya tak
berani ke luar masjid, karena sedang petir,” ujar Muhammad.
Kapolres Aceh Utara, AKBP Wawan Setiawan melalui Kapolres Lhoksukon
AKP Hendra Gunawan Tanjong menyebutkan, hujan es yang mengguyur itu
ukuran satuannya sebesar batu kerikil. Lamanya sekitar tiga menit,
diikuti petir dan suara guntur. Lalu, hujan es tersebut berubah kembali
menjadi hujan air seperti biasa.
“Desa yang terpantau dilanda hujan es adalah Dusun Kampung Baru, Desa
Meuasah Pante, Desa Meunasah, Desa Meunasah Trieng dan Desa Blang.
Namun, tak ada dampak dari peristiwa itu, tak ada kerusakan dan kerugian
yang dialami warga,” ujar Kapolsek Lhoksukon.
Menurutnya, hujan langka untuk daerah tropis itu berlangsung lebih
dari tiga menit di kawasan Desa Keude Lhoksukon, Desa Meunasah Dayah,
dan kawasan Landing. Sedangkan hujan deras mengguyur Aceh Utara dan Kota
Lhokseumawe sejak pukul 14.30-15.30 WIB.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Lhokseumawe, Nursyamsi M Alfian kepada Serambi menyebutkan, pihaknya
belum memiliki alat untuk mendeteksi penyebab terjadinya hujan es di
kawasan tropis seperti Aceh Utara. Namun, menurutnya, jika terjadi hujan
es itu termasuk fenomena cuaca ekstrem. “Tapi kami belum dapat informasinya,” kata Nursyamsi.
0 comments:
Post a Comment