Dua Pohon Tumbang di Pagar Air, Kendaraan Belum Bisa Melintas

Hujan angin yang mengguyur Banda Aceh dan Kawasan Aceh Besar mengakibatkan sejumlah pohon tumbang. Dua pohon Asan tumbang di Desa Lubuk Batee, Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Rabu (25/5/2016) sekitar pukul 14.15 WIB

Pemburu Harimau Masih Berkeliaran di TNGL

Pemburu harimau yang memiliki sindikat besar dipastikan masih berkeliaran di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Bila tidak segera dibekuk, kawanan penjahat ini akan memusnahkan habitat harimau Sumatera.

Balohan-Ulee Lheue Lumpuh

Angin kencang disertai hujan deras yang memicu gelombang setinggi 3 meter di perairan Aceh sejak Senin (23/5) sore hingga Selasa pagi menyebabkan transportasi laut dari Sabang ke Banda Aceh dan sebaliknya kemarin lumpuh total

Pasang Purnama Hantam Pesisir Pantai Ujong Blang

Pasang purnama saat ini menghantam pesisir pantai Ujong Blang, Lhokseumawe. Pantauan Serambinews.com, Selasa (25/5/2016) ketinggian air laut melewati batu pemecah gelombang (break water) Pantai Ujung Blang.

Rumah Rusak, Tiang Listrik Berpatahan

ANGIN kencang yang menerjang kawasan Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan Kota Sabang sejak Senin (23/5) menyebabkan kerusakan di beberapa kawasan. Di Kota Sabang, sejumlah rumah rusak ditimpa pohon atau atapnya diterbangkan angin.

Tuesday 31 May 2016

Polisi Dalami Penyebab Kebakaran 8 Kios Pasar Batuphat

Polisi Dalami Penyebab Kebakaran 8 Kios Pasar Batuphat 

LHOKSEUMAWE - Peyebab kebakaran 8 kios di pajak Batuphat, Desa Batuphat Timur, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, masih didalami pihak kepolisian dari Polsek setempat.

Peristiwa terbakarnya 8 kios berdinding papan itu, terjadi Selasa (31/5/2016) pukul 03.30 WIB dini hari, yang mengejutkan warga sekitar karena kobaran api membesar.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Anang Triarsono melalui kapolsek Muara Satu, AKP Ahmad Yani, kepada Serambinews.com menginformasikan, awal mulanya api diduga akibat arus pendek listrik dari salah satu kios yang berjualan mainan anak, lalu membesar dan merambat ke kios lainya.
Kapolsek mengatakan, masih mendalami penyebab kebakaran itu, belum bisa memastikan dari mana awal api tersebut, meskipun tidak ada korban jiwa.

Karena pemilik sedang musibah perkiraan kerugian materil puluhan juta rupiah, tambah AKP Ahmad Yani.

Sementara itu informasi yang di himpun Serambinews.com di lokasi kejadian salah satu saksi mengatakan, api membesar sekitar pukul 05.00 WIB pagi setelah azan subuh. "Kios saya juga terkena imbas di bagian atap saja hangus," jelas Usuf Banjar (71).

Ia juga menambahkan pada saat kejadian beberapa armada pemadam dari PT PIM, PT Arun, Pemadam dari Pemko, dan warga sekitar ikut membantu padamkan api yang sedang membesar, karena padaa sat kejadian "saya sedang mengambil cabai tidak jauh dari lokasi kebakaran, dan melihat titik api dari salah satu toko paling ujung, berdekatan dengan kedai kelontong," jelas Usuf.

Sementara itu ada salah satu kios agen Koran Batuphat, milik Sarifuddin M Yusuf, hangus tebakar termasuk 50 lembar koran Serambi dan 20 lembar koran Prohaba, sehingga warga sekitar lokasi pajak Batuphat sampai saat ini belum ada koran.

Suasana saat ini di lokasi kejadian tampak pemilik kios membersihkan puing sisa kebakaran, mereka terlihat beduka dan menunggu uluran bantuan dari pihak tertentu.


sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/31/polisi-dalami-penyebab-kebakaran-8-kios-pasar-batuphat

42.663 Peserta SBMPTN Pilih Unsyiah

BANDA ACEH - Sebanyak 42.663 peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dari seluruh Indonesia memilih Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sebagai salah satu pilihan mereka. Bahkan 14.720 orang di antaranya menempatkan Unsyiah sebagai pilihan pertamanya.

“Jumlah peminat ke Unsyiah tahun ini malah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah peserta yang ikut ujian di Unsyiah tahun ini, karena banyak peserta dari luar lokasi Banda Aceh yang juga memilih Unsyiah,” kata Humas SBMPTN Unsyiah, Dr Ilham Maulana kepada Serambi di Banda Aceh tadi malam.

Ilham juga menyebutkan, 14.493 orang lulusan SMA/SMK/MA hari ini, Selasa (31/5) akan mengikuti ujian tulis SBMPTN tahun 2016 di Panitia Lokal Unsyiah Banda Aceh. Sebanyak 4.894 orang di antaranya adalah pemilih kelompok Sains dan Teknologi (Saintek) dan 3.826 orang pemilih kelompok Sosial dan Humaniora (Soshum), sedangkan 5.773 orang sisanya memilih kelompok campuran.

Lokasi ujian tertulis hari ini tersebar di beberapa tempat di Banda Aceh. Selain menggunakan semua fasilitas kelas dan aula di Unsyiah dan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, beberapa gedung sekolah juga dipergunakan untuk pelaksanaan PBT SBMPTN tahun ini. Sekolah yang digunakan untuk tujuan ini mencapai sekolah-sekolah yang berada di Kampung Mulia, seperti SMA 2 Banda Aceh.
Sementara itu, di Sub-Panitia Lokal Meulaboh (Universitas Teuku Umar, red), jumlah peserta SBMPTN tercatat 1.186 orang. Tahun lalu, kata Ilham, jumlah peminat pilihan pertama ke Unsyiah adalah 14.932 orang. Jadi, jika ditotal jumlah peminat pilihan pertama, kedua, dan ketiga ke Unsyiah tahun lalu, tercatat 45.120 orang peminat yang memilih program studi (prodi) di Unsyiah sebagai tujuan mereka.

Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini 60 peserta SBMPTN akan mengikuti ujian tulis berbasis komputer (Computer Based Testing, CBT), sedangkan sisanya tetap mengikuti ujian tulis berbasis kertas (Paper Based Testing, PBT) seperti biasa. Kuota CBT menjadi rebutan di semua tempat pelaksanaan SBMPTN di seluruh Indonesia, sehingga 60 kursi CBT yang tersedia di Unsyiah habis setelah tiga hari pendaftaran dibuka. Penerapan sistem testing CBT tahun ini baru dilakukan pada 30 lokasi ujian saja. Salah satu lokasinya adalah Unsyiah yang dilaksanakan di Gedung ICT Lantai 2.

Sebanyak 2.762 orang dari peserta SBMPTN juga merupakan pengusul beasiswa Bidikmisi, masing-masing peserta kelompok Saintek 796, kelompok Soshum 739 orang, sisanya peserta kelompok campuran.

Pada bagian lain Ilham menyebutkan, lima prodi paling favorit untuk kelompok Saintek di Panitia Lokal Banda Aceh adalah Pendidikan Dokter, Informatika, Farmasi, Teknik Sipil, dan Ilmu Keperawatan.
 
Sedangkan prodi yang paling diminati untuk Bidang Soshum adalah Manajemen, Ilmu Hukum, dan Akuntansi. Di sisi lain, Prodi Fisika, Proteksi Tanaman, Kimia, Teknik Geofisika, dan Teknik Geologi, relatif paling minim peminatnya.
 
 
sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/31/42663-peserta-sbmptn-pilih-unsyiah

Banjir Rob Rusak Rumah Warga

Banjir Rob Rusak Rumah Warga 

MEULABOH - Banjir air laut (rob) akibat pasang purnama menghantam pesisir Aceh Barat dan Aceh Selatan, Senin (30/5) pagi, setelah sebelumnya melanda Aceh Singkil dan Kota Lhokseumawe. Akibatnya, 15 rumah di Desa Pasir, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat terendam, sehingga 40 penghuninya mengungsi. Tujuh rumah juga terendam air asin di Gampong Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Aceh Selatan, bahkan nyaris amblas ke laut.

Amatan Serambi, ada 15 rumah digenangi banjir rob di Meulaboh kemarin pagi. Tapi satu di antaranya, yakni rumah milik Mukhtar, warga Desa Pasir, Kecamatan Johan Pahlawan, jebol dindingnya yang menghadap ke laut karena dihantam banjir rob. Harta benda di rumah Mukhtar terpaksa diungsikan ke kantor keuchik di desa tetangga.

Rumah itu menjadi sasaran ombak karena tanggul penahan air laut di desa tersebut hancur dihantam pasang purnama pekan lalu. Banjir rob itu juga menyebabkan 40 jiwa (berasal dari 15 KK) warga Desa Pasir terpaksa mengungsi ke rumah tetangga dan lokasi lain yang aman dari gerusan air laut.
Bupati Aceh Barat HT Alaidinsyah, Kepala Bappeda HT Ahmad Dadek, Kepala BPBD Saiful AB, dan Wakil Ketua DPRK Aceh Barat Kamaruddin, turun langsung ke Desa Pasir memantau kondisi pasang purnama tersebut dan dampak yang ditimbulkannya.

Keuchik Desa Pasir, Romi Saputra Jaya, mengakui pasang yang melanda desanya sudah cukup parah. “Bertambah lagi daftar rumah yang hancur dihantam pasang laut. Sebelumnya, 30 rumah jadi korban. Kini, rumah Muhktar yang rusak. Warga berharap dibangun tanggul yang kokoh. Kalau tanggul yang saat ini mudah sekali ambruk dan hancur dihantam ombak,” kata Romi didampingi Sekdesnya, M Amin.

Menurut Keuchik Romi, total tanggul yang ambruk di desanya sudah hampir 400 meter, sehingga begitu pasang datang air laut langsung meluap ke permukiman penduduk seperti terjadi kemarin. “Masyarakat Pasir berharap, persoalan pasang laut yang kerap melanda itu ditangani secara permanen,” kata Keuchik Romi.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Barat, Saiful AB mengatakan, untuk menanggulangi sementara dampak banjir air laut di Desa Pasir itu sudah dibawa 100 buah cincin sumur untuk diletakkan di lokasi tanggul yang jebol itu.

Upaya ini ia harapkan dapat menahan air laut untuk sementara waktu, sehingga tidak semakin meluap ke permukiman penduduk. “Ini bersifat sementara,” kata Saiful. Menurut Saiful AB, banjir rob kemarin juga dialami Desa Suak Indrapuri yang bertetangga dengan Desa Pasir.

Bupati Alaidinsyah kepada wartawan saat meninjau dampak pasang laut di Desa Pasir menyatakan, sudah mengusulkan baik ke Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) maupun ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat agar dapat dibantu penanganan yang maksimal terhadap dampak pasang laut yang sering melanda Desa Pasir.

“Namun, yang kita sedihkan sejauh ini belum mendapat respons. Padahal, kondisi di lapangan sudah sangat membutuhkan,” kata bupati.

Pasang purnama disertai ombak besar juga menerjang tujuh rumah di Lorong 5, Gampong Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Aceh Selatan. Erlida Sukma (40), warga Lorong 5, Gampong Hilir, kepada Serambi mengaku, setiap malam warga di lorongnya mengkhawatirkan hantaman ombak. Soalnya, air laut bukan hanya masuk ke dalam rumah, tapi juga ikut merusak bagian dapur rumah warga. “Setiap malam ombak besar menghantam bagian dapur rumah kami, sehingga rasa nyaman dan aman tak lagi kami rasakan,” kata Erlida.

Bersama warga lainnya Erlida berharap kepada Pemkab Aceh Selatan segera melakukan penanganan. “Jika kondisi tersebut terus dibiarkan, bukan hanya rumah penduduk yang terancam, tapi juga Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah pun bakal digerus ombak,” kata Erlida.

Ia juga terpaksa mengungsi ke tempat saudaranya, jika banjir rob melanda. “Mau tetap bertahan di rumah kami tak bisa istirahat karena hantaman ombak menerobos sampai ke dalam rumah. Ya, mau tak mau, kami harus mengungsi,” ungkapnya.

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/31/banjir-rob-rusak-rumah-warga

Sore ini, Aceh Jaya Laksanakan Hukuman Cambuk Perdana

Sore ini, Aceh Jaya Laksanakan Hukuman Cambuk Perdana 

CALANG – Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, sore ini Selasa (31/5/2016), melaksanakan eksekusi cambuk perdana terhadap terdakwa kasus maisir yang berlangsung di Masjid Jabal Rahmah di Calang. 

“Usai shalat Ashar pelaksanaan hukuman cambuk terhadap kasus maisir kita laksanakan, semoga bisa berjalan lancar,” kata Jaddal Husaini, Kepala Satpol PP dan WH Aceh Jaya kepada Serambinews.com, Selasa (31/5/2016) siang tadi.

Disebutkan, eksekusi cambuk tersebut merupakan hal perdana yang dilakukan oleh pemerintah Aceh Jaya, sehingga eksekusi itu diharapkan tidak ada kendala nantinya. (*)


sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/31/sore-ini-aceh-jaya-laksanakan-hukuman-cambuk-perdana

Friday 27 May 2016

Laut Masih Bergolak

SINGKIL - Laut di sebagian wilayah Aceh masih bergolak, baik karena angin kencang maupun karena pasang purnama yang memicu rob (banjir air laut). Saking kuat dan tingginya ombak, sampai-sampai tanggul yang mengelilingi Anak Laut di Desa Gosong Telaga Barat, Singkil Utara, Aceh Singkil, jebol Kamis kemarin. Akibatnya, permukiman penduduk di sana terendam air asin. Rob juga menggenangi sejumlah desa di Aceh Barat.

Pantauan Serambi, Kamis (26/5) siang, kira-kira 20 meter dari tanggul sepanjang 300 meter di Singkil Utara itu jebol. Di beberapa titik tanggul juga bolong bagian bawahnya karena digerus ombak. Hal ini membuat air asin meluap ke permukiman warga. “Air laut masuk ke permukiman karena tanggul penahan sebagian sudah jebol,” kata Arfan, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Gosong Telaga Barat.

Bukan hanya permukiman warga, jalan raya di desa itu pun terendam air laut. Bahkan, karena terus tergenang aspal jalan pun terkelupas sehingga menimbulkan lubang menganga. Ironisnya, lubang yang tertutup genangan air asin itu malah mengakibatkan pengendara sepeda motor terperosok dan jatuh.

Menurut warga setempat, banjir rob biasanya hanya berlangsung tiga hari di Gosong Telaga Barat. Tapi karena jebolnya tanggul Anak Laut tersebut, genangan air asin bisa lebih dari sepekan lamanya.
Anak Laut yang ada di Singkil itu sekilas mirip danau. Tapi pada sisi yang menghadap ke laut warga membuat muara buatan, sehingga terhubung dengan laut.

Warga Gosong Telaga Barat berharap tanggul yang jebol di Anak Laut itu segera diperbaiki. Mereka juga mendesak Pemkab Aceh Singkil memasang sekitar 2.000 meter tanggul di sekeliling permukiman agar ketika laut pasang, air tak merangsek ke perumahan warga.

Amatan Serambi, banjir rob selain merendam Gosong Telaga Barat juga merendam sebagian permukiman warga Ketapang Indah, termasuk permukiman penduduk Desa Pulau Sarok, Ujung, dan Kilangan di Kecamatan Singkil.

Pasang laut juga masih melanda Meulaboh, Aceh Barat, Kamis kemarin. Dampaknya, ruas Jalan Perdagangan dan Blang Pulo direndam air laut setinggi 30 cm.

Ruas jalan yang terendam banjir rob itu merupakan jalan di dalam kota yang ramai dilintasi pengendara. Warga mengeluhkan keadaan itu, terutama karena air asin sangat cepat membuat komponen kendaraan yang terbuat dari besi, berkarat.

Rob juga melanda Desa Pasir dan Suak Indrapuri, sehingga warganya yang tinggal dekat pantai cemas karena air laut terus meluap ke daratan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Saiful AB, mengatakan pasang laut masih melanda sebagian gampong di Meulaboh. Untuk itu, pihaknya masih menyiagakan alat berat di kawasan Suak Indrapuri.

Selain pasang laut, lanjut Saiful, angin kencang disertai hujan lebat juga melanda Aceh Barat dalam dua hari terakhir. “Tapi kerusakan akibat angin kencang itu belum ada,” ujarnya.

Ia tambahkan, tanggul yang jebol di Gampong Pasir sudah diusulkan anggaran perbaikannya ke Badan Penanggalangan Bencana Aceh (BPBA). Namun, sejauh ini belum ada tanggapan konkret.

Dari Lhokseumawe dilaporkan, warga Dusun Sejahtera Desa Uteun Bayi, Kecamatan Banda Sakti, sejak Kamis siang membersihkan rumahnya karena genangan air asin mulai surut.
Kadus Sejahtera Desa Uteun Bayi, Arman, mengatakan, meski banjir rob sudah surut, tapi air sumur warga masih tetap asin, sehingga warga belum bisa menggunakan air sumur untuk kebutuhan rumah tangga.

Sementara itu, pasang purnama yang melanda sejumlah desa di pesisir pantai Ujong Blang juga mulai reda. “Ombak memang masih besar sehingga air laut masih melewati tanggul. Namun, tidak separah kemarin. Airnya pun tak sampai ke jalan lagi, hanya merendam beberapa pondok rujak saja,” ujar Andi, warga Hagu Barat Laut.

Dari Tapaktuan dilaporkan, hingga Kamis (26/5), kondisi cuaca di Aceh Selatan tidak menyebabkan terganggunya arus transportasi laut dari Labuhan Haji, Aceh Selatan ke Simeulue.

Pelayaran kapal feri rute Labuhan Haji-Sinabang masih aman dari ancaman cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa hari terakhir. “Memang kapal feri yang berangkat dari Simeulue pada malam hari sempat terkendala badai, namun kondisi itu dapat terlalui dengan baik. Ketinggian gelombang saat ini berkisar 2 meter,” kata Kepala UPTD Pelabuhan Penyeberangan Labuhan Haji, Yulmahendra saat dikonfirmasi Serambi, Kamis (26/5) sore.
 
Jadwal keberangkatan kapal dari Labuhan Haji ke Simeulue pada pukul 10.00 WIB setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu. “Dari Simeulue berangkatnya malam,” sebut Yulmahendra.
 
sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/27/laut-masih-bergolak

Polisi Sita 101 Ton Bawang Selundupan

LANGSA - Aparat Polres Langsa bersama Polair Mabes Polri, berhasil mengamankan dua kapal dan menyita isinya yakni 95 ton bawang ilegal dan menangkap 12 tersangka terdiri dari Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK). Barang bukti kapal dua unit dan bawang selundupan itu, kini diamankan Polair di Kuala Langsa.

Kapolres Langsa AKBP H Iskandar ZA SIK, didampingi perwira kapal Mabes Polri, Kamis (26/5) menyebutkan, Kapal Motor (KM) Sumber Rezeki dan KM Sempurna 06 yang berusaha menyelundupkan bawang dari luar negeri itu, dicegat pada Rabu (25/5) pukul 23.00 WIB di perairan Muara Asin kawasan laut Selat Malaka.

“Dari KM Sumber Rezeki disita muatan sebanyak 20 ton bawang merah ilegal asal India bersama 5 tersangka nahkoda dan ABK, sedangkan dari KM Sempurna 06 disita 75 ton bawang selundupan bersama 7 awak kapal (nahkoda dan ABK) yang rata-rata merupakan warga Seuruway, Aceh Tamiang,” kata AKBP H Iskandar ZA.

Dari pengakuan para tersangka kepada polisi, bawang merah ilegal itu diselundupkan dari Pulau Penang (Malaysia) serta Thailand, dan hendak dimasukkan ke Aceh melalui kawasan Seuruway. “Bawang merah yang disita diketahui berkualitas sangat bagus. Tapi kami juga mencurigai bahwa muatan bawang ini juga sebagai kedok untuk menyelundupkan narkoba ke Aceh dan sekitarnya,” ungkapnya.

Operasi penangkapan kapal tersebut, melibatkan dua Kapal Patroli Mabes Polri yaitu KP Hayabusa 3008 dan KP Gelatik-5016 dari Satuan Polair Polres Langsa.

Kapolres Langsa, AKBP H Iskandar ZA meyakini, selain mengangkut bawang, dua kapal ini juga terlibat dalam sindikat narkoba yang dipasok dari luar negeri, khususnya dari Thailand dan Malaysia. “Untuk sementara kami belum menemukan sabu-sabu atau narkoba jenis lainnya di kapal ini. Namun nanti kami akan membongkar seluruh muatan kapal, karena indikasi adanya penyelundupan narkoba juga sudah tercium,” bebernya.

Menurutnya, penyelundupan bawang dan narkoba di Aceh beberapa bulan belakangan ini marak terjadi. Seperti pada Rabu (25/5) siang, polisi lalu lintas yang melakukan razia di kawasan Jalinsum, Langsa Timur, menangkap satu truk bermuatan 6 ton bawang ilegal dan seorang tersangka.
 
Sementara pada Minggu (22/5) lalu, petugas Polair Mabes Polri di Kuala Langsa juga mengamankan satu kapal berbendera Malaysia, dan seorang tersangka WNA Thailand. Dari tersangka warga asing ini, polisi menyita sabu-sabu yang diakuinya untuk konsumsi sendiri.
 
 
sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/27/polisi-sita-101-ton-bawang-selundupan

62 Persen Desa di Aceh Rentan Perubahan Iklim

BANDA ACEH - Hasil penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengungkapkan, sekitar 62 persen desa-desa di Aceh rentan terhadap perubahan iklim. Karena itu, pemerintah perlu meningkatkan pemahaman masyarakat untuk menjaga lingkungan serta meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Demikian disampaikan Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr Ir Agus Justianto MSc, saat menjadi pembicara kunci pada acara Seminar Internasional, Aceh Commitment for Climate Change Impact and Challengge, yang dilaksanakan Bapedal Aceh, di Hotel Hermes, Banda Aceh, Kamis (26/5).

Agus memaparkan dampak yang dialami oleh desa-desa yang rentan perubahan iklim ini. Misalnya, desa di kawasan pegunungan yang hutannya banyak sudah ditebang, akan sering mengalami hujan di atas normal. Sedangkan jika berada di wilayah pesisir atau dekat laut, desa itu sering terkena musim kemarau yang lebih panjang, hingga membuat tanaman pertanian seperti padi menjadi fuso dan tidak bisa dipanen.

Ia menyebutkan contoh wilayah yang masuk kategori rentan perubahan iklim yang berdampak pada bencana banjir bandang, tanah longsor dan lainnya, adalah wilayah Tangse dan Geumpang (Pidie), serta Beutong Ateuh dan Singgah Mata (Nagan Raya). Daerah ini sering kali terkena bencana banjir bandang, karena populasi tanaman pohon besar di atas gunung dan perbukitannya, sudah berkurang.
Begitu juga untuk daerah perbukitan di wilayah Gayo yang sering kali terjadi tanah longsor. Hal ini disebabkan jumlah volume dan frekuensi hujan sudah berada jauh di atas normalnya.

Sedangkan contoh wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim yang bisa menyebabkan kekeringan, berada di wilayah pesisir pantai timur-utara sampai pesisir Pidie Jaya, Pidie, Aceh Besar, dan Aceh Jaya. Pada saat musim kemarau, suhu udara di daerah itu bisa mencapai di atas 35 derajat celsius atau lebih.

Masa kemarau yang panjang akan berdampak buruk bagi petani padi dan petambak udang.
Oleh karena itu, kata Agus Justianto, pemerintah perlu mengintegrasi rencana aksi adaptasi ke dalam rencana pembangunan dan implementasi di daerah, serta peningkatan kapasitas masyarakat melalui kampung iklim. “Ini sangat penting dilakukan untuk peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim tersebut,” ujarnya.

Sementara Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah mengatakan, apa yang dirasakan masyarakat Aceh dalam beberapa hari terakhir, merupakan bagian dari dampak pemanasan global yang telah mengakibatkan perubahan iklim secara global.

“Masa kemarau dan penghujan di Aceh sudah bergeser, tidak lagi seperti dulu, di mana musim hujan terjadi pada bulan September-Desember. Sekarang, bulan Mei sudah hujan, seperti yang terjadi dalam sepekan ini. Badai dan hujan deras melanda di sejumlah wilayah di Aceh, sehingga mengganggu aktivitas mayarakat, termasuk pelayaran ke daerah kepulauan,” ujarnya.

Namun begitu, kata Gubernur Zaini, Aceh masih memberikan peran besarnya terhadap penurunan emisi rumah kaca, karena luas areal hutannya masih sekitar 65 persen dari total luas wilayah 5,7 juta hektare. Gubernur juga menyampaikan Aceh masih membutuhkan investor untuk meningkatkan peranan dalam rangka menurunkan emisi rumah kaca.

“Misalnya dengan memprogramkan pembangunan PLTMH, PLTA, panas bumi, dan lainnya, untuk mengurangi pembangkit tenaga diesel dan batubara, yang dapat menimbulkan asap dan pemanasan global,” ujarnya.

Kepala Bapedal Aceh, Ir Iskandar MSc mengatakan, seminar internasional ini dilaksanakan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia, bahwa Pemerintah Aceh sangat komit untuk mengurangi pemanasan dan perubahan iklim global.

Adapun aksi nyata dan kegiatan yang dilakukan segera adalah membangun “Gampong Iklim” di sejumlah daerah, seperti di Sabang, Aceh Besar, dan Kota Banda Aceh, dengan cara melakukan penanaman tanaman hijau di wilayah terbuka. Misalnya di daerah pesisir pantai menanam pohon bakau, pinus laut, kelapa, dan lainnya.
 
sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/27/62-persen-desa-di-aceh-rentan-perubahan-iklim?page=1

Disperindagkop Pidie Jaya Gelar Pasar Murah

Disperindagkop Pidie Jaya Gelar Pasar Murah

MEUREUDU - Menyambut bulan Ramnadhan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disprerindagkop) Pidie Jaya, ‎menggelar pasar murah mulai 30 Mei hingga 3 Juni yang disebarkan di delapan pusat keramaian masyarakat.
 
Kepala Disperindagkop Pidie Jaya, Dra Cut Aminah MPd kepada Serambinews.com, Jumat (27/5/2016) mengatakan, menyambut bulan suci Ramadhan 1437 H, pihak Dinas turut menggelar pasar murah untuk sembilan jenis barang.
 
"Kesembilan jenis barang yang masuk dalam pasar murah tersebut berupa gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, tepung tapioka, beras, telur, sirup kurnia, sirup pohon pinang, dan sirub 66," jelas Cut Aminah.
 
Semuan jenis barang yang masuk kedalam agenda pasar murah tersebut, sebagaimana kesepakatan untuk semuanya disubsidi Rp 2.500 perl Kilo atau perliter. 



sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/27/disperindagkop-pidie-jaya-gelar-pasar-murah

Puluhan Hektare Padi Siap Panen di Susoh Terendam Air Pasang

Puluhan Hektare Padi Siap Panen di Susoh Terendam Air Pasang 

 BLANGPIDIE - Puluhan hektare areal sawah di Desa Rubek Meupayong, Padang Panjang dan sebagian tanaman padi di Desa Ladang, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), tergenang air pasang.
 
Keuchik Robek Meupayong, Tgk Jasidar kepada Serambinews.com, Jumat (27/5/2016) menjelaskan, peristiwa air pasang merendam tanaman padi sedang panen akibat tersumbat mulut Kuala Rubek Meupayong dan mulut Kuala Sangkalan di Desa Padang Panjang.
 
Kedua mulut kuala tersebut tersumbat akibat tertimbun pasir yang dihempas ombak besar selama musim barat beberapa hari belakangan. 
 
Peristiwa tertutup mulut kuala, sehingga air tidak bisa mengalir ke laut sehingga air pasang, kemudian merendam areal tanaman padi sedang dipanen di wilayah tiga desa/gampong.

Thursday 26 May 2016

Dampak Badai Meluas

Dampak Badai Meluas

BANDA ACEH - Dampak angin kencang (badai) yang menerjang sejumlah wilayah Aceh sejak tiga hari terakhir dilaporkan meluas. Selain merusak rumah dan infrastruktur publik juga memacetkan transportasi laut termasuk terganggunya jaringan listrik. Bahkan stok kebutuhan pokok untuk warga Kabupaten Simeulue semakin menipis.

Dari Meulaboh dilaporkan, tanggul di Desa Pasir, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat jebol dihantam pasang laut selama dua pekan terakhir sudah mencapai 315 meter. Ratusan meter lainnya terancam karena pasang purnama masih terus mengganas dan meluas ke Suak Indrapuri dan Ujong Kalak.

Amatan Serambi, Rabu kemarin, dua alat berat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat dikerahkan ke Desa Pasir dan Suak Indrapuri untuk membersihkan tanah pasir yang menumpuk dibawa pasang di Jalan Diponegoro, Meulaboh. Warga juga ikut bekerja memasukkan tanah ke goni untuk dijejer di pinggir pantai.

Keuchik Desa Pasir, Romi Saputra Jaya mengatakan, fasilitas publik yang hancur selain tanggul penahan pasir sepanjang 315 meter, juga jalan lingkar 175 meter dan jalan lingkar lainnya sepanjang 250 meter juga tertimbun pasir, dan 2 tiang lampu pantai tumbang.

Selain tanggul jebol dan jalan rusak, puluhan rumah yang dibangun NGO di desanya juga hancur. “Laporan kerusakan sudah kita sampaikan ke BPBD Aceh Barat,” kata Romi.

Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat, Saiful AB mengatakan, untuk menangani tanggul jebol di Desa Pasir dibutuhkan dana Rp 4 miliar dan sudah diusulkan ke Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA). Sedangkan untuk penanganan darurat sudah dikerahkan alat berat selain ke Desa Pasir dan Suak Indrapuri juga ke Tugu Teuku Umar yang ambruk beberapa hari lalu,” kata Saiful.

Aceh Tawarkan Objek Wisata Delapan Kabupaten

Aceh Tawarkan Objek Wisata Delapan Kabupaten 

JAKARTA - Aceh tawarkan objek wisata di delapan kabupaten dalam pameran Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara 2016, di Jakarta Covention Centre (JCC), Jakarta, Kamis (26/5/2016) sore.

Pameran yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata itu berlangsung sampai 29 Mei 2016. Ini merupakan pameran yang ke -14, dengan tema "Indahnya Pesona Alam Indonesia."

Objek wisata delapan kabupaten yang ditawarkan meliputi Banda Aceh, Sabang, Aceh Besar, Aceh Selatan, Singkil, Aceh Tengah, Simeulue dan Pidie.

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/26/aceh-tawarkan-objek-wisata-delapan-kabupaten

Zikir Getarkan Hati Jamaah Lhokseumawe

Zikir Getarkan Hati Jamaah Lhokseumawe

LHOKSEUMAWE - Zikir akbar yang melibatkan hampir seribuan jamaah menggetarkan hati warga yang hadir pada acara zikir yang berlangsung di Masjid Agung Islamic Center, Lhokseumawe, Kamis (26/5/2016) malam.

Kegiatan Zikir itu menjadi agenda rutin yang diadakan setiap tahunnya oleh pengurus Islamic Center, karena menyambut bulan Ramadhan.

Pantauan Serambinews.com, jamaah zikir yang hadir selain dari Lhokseumawe juga ada dari kabupaten/kota lain di Aceh sudah memadatii masjid sejak pukul 19.30 WIB. Ibu-ibu yang hadir rata-rata mengenakan busana muslim berwarna-warni tampak duduk bersilah dengan rapih dan tertib dibarisan masing-masing saf.

Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi Yahya  hadir ditengah tengah bersama jamaah zikir lainnya. Tampak juga Danrem 011 Lilawangsa, Kol Inf Dedy Agus Purwanto.
Zikir akbar kali ini dipimpin oleh Tgk H Jamaluddin Mauliddin Rasyid (Pimpinan Majlis Zikir Rabithah Al-Waaliyyah Aceh).

Sebelum melaksanakan zikir terlebih dahulu memberikan pengarahan kepada seluruh jamaah yang hadir dan Shalawat Badar. 

Hujan Es Guyur Lhoksukon

Hujan Es Guyur Lhoksukon

LHOKSUKON – Warga Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, geger oleh hujan es selama tiga menit lebih yang terjadi bersamaan dengan guyuran hujan deras di kawasan itu, Rabu (25/5) pukul 14.30 WIB.

“Saya sempat mendengar suara keras di atap warung kopi saat sedang berjualan. Lalu, saya lihat di atas kaca depan mobil yang parkir di depan warkop ada butiran es. Namun, saya tak berani mengambilnya karena saat itu sedang hujan deras disertai petir,” ujar Anis (20), warga Lhoksukon kepada Serambi kemarin.

Sulaiman (37), petugas parkir di sebuah warung kopi (warkop) di Lhoksukon asal Matangkuli kepada Serambi mengaku sempat melihat dengan jelas butiran es sebesar biji jagung jatuh ke atas kaca mobil yang sedang diparkir di depan sebuah warung kopi. “Ketika seorang warga mengambil gelas dalam warung kopi untuk menaruh es tersebut, esnya mencair menjadi air,” ujar Sulaiman.

Muhamadar (33), petugas kebersihan di Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon malah mengaku sempat mendengar suara hantaman benda keras dari atap seng teras mesjid. “Suaranya seperti batu menimpa seng, tapi dalam waktu yang tak lama. Kemungkinan itu hujan es, tapi saat itu saya tak berani ke luar masjid, karena sedang petir,” ujar Muhammad.

Kapolres Aceh Utara, AKBP Wawan Setiawan melalui Kapolres Lhoksukon AKP Hendra Gunawan Tanjong menyebutkan, hujan es yang mengguyur itu ukuran satuannya sebesar batu kerikil. Lamanya sekitar tiga menit, diikuti petir dan suara guntur. Lalu, hujan es tersebut berubah kembali menjadi hujan air seperti biasa.

“Desa yang terpantau dilanda hujan es adalah Dusun Kampung Baru, Desa Meuasah Pante, Desa Meunasah, Desa Meunasah Trieng dan Desa Blang. Namun, tak ada dampak dari peristiwa itu, tak ada kerusakan dan kerugian yang dialami warga,” ujar Kapolsek Lhoksukon.

Menurutnya, hujan langka untuk daerah tropis itu berlangsung lebih dari tiga menit di kawasan Desa Keude Lhoksukon, Desa Meunasah Dayah, dan kawasan Landing. Sedangkan hujan deras mengguyur Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe sejak pukul 14.30-15.30 WIB.
 
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lhokseumawe, Nursyamsi M Alfian kepada Serambi menyebutkan, pihaknya belum memiliki alat untuk mendeteksi penyebab terjadinya hujan es di kawasan tropis seperti Aceh Utara. Namun, menurutnya, jika terjadi hujan es itu termasuk fenomena cuaca ekstrem. “Tapi kami belum dapat informasinya,” kata Nursyamsi.

Wednesday 25 May 2016

2 Terdakwa Trafficking Dituntut 6 dan 7 Tahun

BANDA ACEH - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Banda Aceh menuntut dua terdakwa perdagangan orang (human trafficking), Nasrullah tujuh tahun penjara dan rekannya, Adami enam tahun penjara dan denda masing-masing Rp 120 juta atau bisa diganti kurungan tambahan (subsider) dua bulan.

JPU menilai keduanya melakukan tindak pidana perdagangan orang setelah terbukti menyediakan perempuan untuk lelaki hidung belang.

Tuntutan terhadap kedua terdakwa dibacakan secara terpisah dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh, Rabu (25/5). “Menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana perdagangan orang dan melanggar Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdangangan Orang Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP,” baca JPU.

JPU dalam tuntutannya antara lain mengatakan, kedua terdakwa terbukti melakukan tindak pidana perdagangan orang setelah tertangkap tangan seusai mengantar cewek pesanan di salah satu hotel berbintang di Banda Aceh. Terdakwa mengaku sudah enam kali mengantarkan cewek pesanan ke hotel di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Sidang tersebut dipimpin oleh Eti Astuti SH MH dibantu dua hakim anggota, Eliyurita SH MH dan Juandra SH. Sedangkan kedua terdakwa didampingi pengacaranya, Tarmizi Yakub SH. Menanggapi tuntutan itu, kedua terdakwa dan pengacaranya akan mengajukan pembelaan (pleidoi) tertulis pada sidang lanjutan, Selasa, 31 Mei 2016. 

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/26/2-terdakwa-trafficking-dituntut-6-dan-7-tahun

RSUZA Lakukan Bedah Neuro Endoskopi

BANDA ACEH - Dokter RSUZA Banda Aceh untuk pertama kalinya melakukan bedah Neuro Endoskopi terhadap pasien tumor otak. Bedah itu dilakukan di bawah bimbingan dua ahli bedah saraf dari Surabaya yaitu dr Roland Sidabutar SpBS(K) MKes dan dr Agung Budi Sutiono SpBS MSc PhD. Tim itu juga dibantu ahli anastesi dari Bandung, Prof Dr Tatang Bisri SpAn KNA KAO.

Direktur RSUZA, dr Fachrul Jamal SpAn KIC, kemarin, mengatakan, bedah itu lebih cepat dan meminimalisir trauma dibanding bedah konvensional dengan membelah tengkorak pasien. “Ini merupakan operasi yang dilakukan dengan teknik khusus. Kami bersyukur ada tiga dokter ahli yang berbagi pengalaman sekaligus membimbing dokter kita dalam pembedahan,” ungkapnya.

Dikatakan, bedah Endoskopi dilakukan selama dua hari terhadap tiga pasien tumor otak. Bedah pertama dilakukan pada Rabu, 25 Mei 2016 terhadap dua pasien yaitu SW (57) dengan diagnosa Tumor Supersellar dan SB (32) dengan Makro Adema. Sedangkan pada hari kedua, Kamis, 26 Mei 2016, tim dokter membedah AR (22) dengan diagnosa Tumor Hipofise.

Menurutnya, bedah menggunakan alat Neuro Endoskopi sudah diterapkan diberbagai negara maju di dunia. Sedangkan untuk Indonesia, baru dilakukan di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. “Bedah dengan cara ini dipercaya dapat meminimalisir risiko, terutama trauma pascaoperasi. Bedah Endoskopi memang mahal, namun kita ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” ujar Fachrul.

Dijelaskan, bedah itu dilakukan dengan memasukkan alat Neuro Endoskopi yang dilengkapi kamera dan alat bedah ke dalam tubuh pasien melalui saluran pernapasan. Lalu, dokter memantau pergerakan alat dengan monitor dan mengambil tindakan yang diperlukan. Ditambahkan, teknik endoskopi disebut juga teknik minimal invasi karena melibatkan dokter ahli berpengalaman dan alat yang canggih.

Pada bagian lain, Direktur RSUZA, Fachrul Jamal juga mengatakan, dalam waktu dekat rumah sakit itu akan memiliki Ruang Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) atau tempat karantina bagi penderita TB yang sudah resistant (kebal) terhadap obat.

“Pasien MDR butuh ruang perawatan khusus untuk mencegah penularan TB kepada pasien lain,” 
ujarnya. Dikatakan, instalasi tersebut akan dibangun oleh Multi Donor Fund (MDF) dengan dana hibah dari Kementerian Kesehatan RI.
 
Ditambahkan, ruang tersebut akan mulai dibangun minggu depan. “Pelelangannya di Jakarta dan itu sudah selesai dilakukan. Ruang MDR berkapasitas 4 pria dan 4 wanita itu dibangun di gedung lama RSUZA,” ungkap Fachrul seraya mengatakan pasien akan diinapkan dalam jangka waktu tertentu untuk dirawat intensif.
 
sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/26/rsuza-lakukan-bedah-neuro-endoskopi

Pelayaran Sabang-Ulee Lheue Kembali Dihentikan

Pelayaran Sabang-Ulee Lheue Kembali Dihentikan 

SABANG - Setelah sempat reda satu hari, Kamis (26/5) wilayah Sabang kembali diguyur hujan deras disertai angin kencang.

Akibatnya pelayaran kapal penyeberangan dari Sabang-Ulee Lheu, Banda Aceh, dan sebaliknya pada siang dihentikan.

Angin kencang disertai hujan deras itu melanda Sabang sejak pukul 09.30 WIB dan hinggqa berita ini diturunkan hujan masih mengguyur.

Hujan deras disertai angin kencang itu telah mengakibatkan pelayaran kapal penyeberangan Sabang-Ulee Lheu, Banda Aceh, kembali terganggu.

Kepala UPTD Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Abdurrani yang mengatakan, dua unit kapal cepat, yakni KM Express Bahari 3B dan Express Bahari 2F yang sebelumnya sempat berlayar mengangkut penumpang dari Sabang dan Banda Aceh, namun pada siang terpaksa dihentikan.

Begitu juga halnya dengan kapal lambat KMP Tanjung Burang yang berangkat dari Sabang pukul 08.00 WIB dan tiba di Ulee Lheu sekitar pukul 11.00 WIB juga dihentikan.

Kini kapal lambat berkapasitas 350 penumpang itu masih parkir di Pelabuhan Ulee Lheue.
Menurutnya, dihentikannya pelayaran kapal penyeberangan Sabang-Ulee Lheu, itu sehubungan dengan memburuknya cuaca, menyusul angin kencang disertai hujan deras yang kembali melanda kawasan tersebut.

Meski, pelayaran kapal penyeberangan masih terganggu, namun tidak ada penumpang yang terlantar.
Semua penumpang termasuk yang tertahan sehari sebelumnya juga sudah habis terangkut dengan kapal lambat KMP Tanjung Burang dan kapal cepat KM Express Bahari 3B dan KM Express Bahari 2F.

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/26/pelayaran-sabang-ulee-lheue-kembali-dihentikan?page=2

Suami Perkosa Istri Bersama Tiga Lelaki Lain

BLANGKEJEREN - Kasus langka dan menggegerkan terjadi di Desa Pertik, Kecamatan Pining, Gayo Lues (Galus). Empat lelaki memperkosa seorang perempuan yang baru tiga minggu menikah, di mana salah seorang pelakunya adalah suami korban.

Kasus perkosaan yang melibatkan suami bersama tiga kawannya--seorang di antaranya merupakan adik ipar korban--terjadi Kamis dinihari, 19 Mei 2016 saat korban berinisial S (21) tertidur di kamar rumahnya seusai menonton hiburan didong.

Pelaku pemerkosa, selain suami korban yang berinisial M (23) juga melibatkan AM (40), U (34), dan RS (16) yang merupakan adik kandung suami korban. Keempat pelaku kini diamankan di Mapolres Galus untuk proses hukum.

Kapolres Galus AKBP Bhakti Eri N melalui Kasat Reskrim AKP Makhfud H kepada Serambi, Rabu (25/5) mengatakan, kasus tersebut bermula pada Rabu malam, 18 Mei 2016 sekira pukul 23.00 WIB. Saat itu suami korban bersama AM, U, dan RS berkumpul di sebuah rumah di Kampung Pertik.
Saat itu, tersangka AM membuat rencana untuk membantu M melakukan hubungan suami istri dengan istrinya yang sudah tiga minggu menikah namun tidak digauli oleh M dengan alasan sang istri tidak suka lagi dengan suaminya itu.

Untuk memperlancar rencana M, tersangka AM memita bantuan U dan RS. Lalu, sekira pukul 01.30 WIB, keempat laki-laki tersebut masuk ke kamar korban. Tersangka RS yang masih di bawah umur mematikan lampu kemudian tersangka AM dan U memegang tangan dan kaki korban.

Dalam kondisi tak berdaya, suami korban membekap mulut istrinya bahkan meminta bantuan adiknya untuk mengambil dua helai jilbab untuk mengikat mulut dan tangan istrinya. Setelah korban berhasil dikuasai, maka suami korban melampiaskan napsunya.

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/05/26/suami-perkosa-istri-bersama-tiga-lelaki-lain

Gubernur Lantik Pengurus Dewan Kesenian Aceh

Gubernur Lantik Pengurus Dewan Kesenian Aceh 

  Gubernur Aceh, Zaini Abdullah melantik pengurus Dewan Kesenian Aceh (DKA) periode 2014-2019 di Anjong Mon Mata, Pendopo Gubernur Aceh di Banda Aceh, Selasa (24/5) malam. Selain Gubernur, pelantikan DKA juga dihadiri oleh Wali Nanggroe, Malik Mahmud Alhaythar, Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda, para seniman, dan tokoh masyarakat lainnya.

Adapun pengurus DKA yang dilantik adalah, Nur Maida sebagai ketua, Chairul Anwar sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi, Lisma Rahmi SH sebagai Wakil Ketua Bidang Advokasi, Maiwan Syah Putra Wakil Ketua Bidang Program, Ahmad Mirza Safwandi Wakil Ketua Bidang Humas dan Infokom, Lilawati Sekretaris, Nurul Wahyuni Wakil Sekretaris, Warlisda Bendahara, Herman Wakil Bendehara, serta sejumlah pengurus koordinator dan komite lainnya.

Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dalam sambutannya mengatakan, hadirnya DKA di Aceh harus menjadi wadah para pelaku seni untuk memajukan seni yang ada di daerah Aceh. “Semangat berkesenian Aceh sangat tinggi, karena itu perlu pembinaan dan dukungan yang terus menerus agar tata kelolanya berjalan dengan baik. Saya berharap DKA bisa mengkoordinasi ini semua, melalui berbagai aktivitas, kreativitas, dan manajemen seni yang baik,” kata Zaini Abdullah.

Zaini juga menyebutkan, saat ini banyak masyarakat di luar Aceh yang begitu tertarik dengan kesenian Aceh hingga mempelajari dan mementaskannya. Namun ia tak menampik, ada sebagian generasi muda di Aceh yang cenderung menganggap seni tradisional sudah ketinggalan zaman, bahkan lebih tertarik dengan tayangan televisi yang menyuguhkan kesenian seni modern. “Dalam kondisi ini kita butuh motor untuk mendorong agar seni lokal dapat berdaulat di daerah sendiri, kuncinya pada kita semua dan DKA harus berperan. Sementara tugas pemerintah bersifat memfasilitasi untuk mendorong, selamat atas pelantikan ini, semoga kesenian Aceh semakin berjaya,” pungkas Zaini.

Sementara itu, Ketua DKA periode 2014-2019, Nur Maida dalam sambutannya mengatakan, Aceh memiliki nilai keistimewaan dalam dunia kesenian. Oleh karena itu, Nur Maida mengajak semua pihak termasuk pemerintah fokus dalam mengembangkan kesenian di Aceh. “DKA bekepentingan dalam mengembangkan nilai kesenian di Aceh, selama ini terkesan bahwa kesenian dinomor belakangkan. Jadi ke depan, kita mohon Pemerintah Aceh bisa bersama dengan DKA dan para seniman untuk mengembangkan nilai kesenian di Aceh,” pungkas Nur Maida.
 
 Dalam kegiatan pelantikan tadi malam, DKA juga menyerahkan piagam penghargaan kepada tujuh penggarap Seni Pertunjukan Cut Nyak. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah disaksikan Wali Nanggroe, Malik Mahmud Alhaythar, Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda, dan pengurus DKA.

Rumah Rusak, Tiang Listrik Berpatahan

Rumah Rusak, Tiang Listrik Berpatahan 

ANGIN kencang yang menerjang kawasan Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan Kota Sabang sejak Senin (23/5) menyebabkan kerusakan di beberapa kawasan. Di Kota Sabang, sejumlah rumah rusak ditimpa pohon atau atapnya diterbangkan angin.

Sedangkan di Banda Aceh dan Aceh Besar sembilan tiang listrik patah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabang, Zakaria Al Bahri, kepada Serambi kemarin sore mengatakan, selain membuat arus listrik hidup mati, angin kencang juga menyebabkan delapan rumah rusak tertimpa pohon yang tumbang atau atapnya diterbangkan angin. Masing-masing milik Syamsul Bahri warga Gampong Keunekai, Jannad warga Gampong Jaboi, Khalir warga Gampong Jaboi, serta Wak Karsina, Leman, dan Amir, ketiganya warga Gampong Kota Barat.

Selain itu, dua bangunan lainnya yang rusak yakni Pasar Ikan Balai Pasie, Gampong Beurawang yang atapnya diterbangkan angin serta gedung SD 5 Gampong Ie Meule rusak karena ditimpa pohon. “Meski delapan rumah rusak, tapi sejauh ini belum ada warga yang mengungsi,” kata Zakaria.

Selain merusak rumah dan fasilitas umum, angin kencang disertai hujan deras juga mengakibatkan sejumlah pohon bertumbangan dan merintangi badan jalan Cot Sirebe di lintasan Gapang-Keneukai.
Selain itu, sebagian besar stan pameran Festival Sabang Fair dan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) yang terbuat dari tenda, berantakan.

Stan pameran yang rusak diterjang badai itu hingga siang kemarin belum diperbaiki. Bahkan sebagian stan pameran dari kabupaten/kota se-Aceh itu sudah bubar sebelum kegiatan ditutup Rabu hari ini.

Angin kencang juga menyebabkan terganggunya aliran listrik di beberapa desa di Banda Aceh dan Aceh Besar. Bahkan, sebanyak tiang listrik di Banda Aceh dan Aceh Besar patah.

Pasang Purnama Hantam Pesisir Pantai Ujong Blang

Pasang Purnama Hantam Pesisir Pantai Ujong Blang 

Pasang purnama saat ini menghantam pesisir pantai Ujong Blang, Lhokseumawe. Pantauan Serambinews.com, Selasa (25/5/2016) ketinggian air laut melewati batu pemecah gelombang (break water) Pantai Ujung Blang.

Air laut pasang tersebut sudah menggenangi badan jalan, sehingga sebagian pengendara harus mencari jalan pintas lainnya.

Ketua RAPI Lhokseumawe, Ridwan Ishak, di lokasi menginformasikan "Saat ini sebagian pesisir pantai masih di genangi air laut, sehingga aktivitas warga di sekitar terganggu, khususnya pedagang," kata Ridwan. Mobil masih bisa melintas tingginya genangan air laut sekitar 50 cm.

Balohan-Ulee Lheue Lumpuh

 Balohan-Ulee Lheue Lumpuh

Angin kencang disertai hujan deras yang memicu gelombang setinggi 3 meter di perairan Aceh sejak Senin (23/5) sore hingga Selasa pagi menyebabkan transportasi laut dari Sabang ke Banda Aceh dan sebaliknya kemarin lumpuh total.

Eksesnya, ratusan calon penumpang tujuan Ulee Lheue, Banda Aceh yang sejak Selasa pagi memadati Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Sabang, terpaksa kembali ke penginapan atau kediaman masing-masing karena kapal cepat maupun kapal lambat jenis roll on roll off (ro-ro) tidak berlayar. Itu pula yang menyebabkan tak ada penumpang maupun barang dari Balohan ke Ulee Lheue, demikian pula sebaliknya yang terangkut.

Bahkan ratusan kendaraan roda dua yang sudah masuk dalam jalur antrean di pelabuhan, harus dibawa pulang pemiliknya ke Kota Sabang, setelah siang kemarin otoritas pelabuhan mengumumkan bahwa kapal tidak berlayar karena cuaca buruk. Sementara, puluhan unit mobil berbagai jenis masih tetap diparkir pengemudinya di pelabuhan, menunggu pemberangkatan berikutnya.

Kepala Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Abdurrani yang ditanyai Serambi kemarin mengakui bahwa ratusan calon penumpang yang semula menunggu di ruang tunggu pelabuhan, terhitung pukul 12.00 WIB kembali ke tempatnya masing-masing.

“Kapal penyeberangan tidak berlayar karena pihak syahbandar tidak mengeluarkan surat persetujuan izin berlayar, berhubung angin kencang dan gelombang tinggi,” kata Abdurrani.

Menurutnya, gelombang tinggi yang melanda perairan Sabang-Banda Aceh terjadi setelah kawasan itu diterjang angin kencang dan hujan deras sejak Senin sore. Terparah terjadi pada Selasa pagi sehingga memicu tingginya gelombang laut sekira 3 meter.

Polisi Bekuk Sindikat Penjual Mobil Bodong

Polisi Bekuk Sindikat Penjual Mobil Bodong
 
Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Reskrim Polres) Aceh Singkil, Senin (23/5), berhasil membekuk tiga tersangka, bagian dari sindikat jual beli mobil bodong antarprovinsi (Sumatera Utara dan Aceh). Polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa tiga mobil, dua di antaranya keluaran tahun 2015.
 
Tersangka yang ditangkap itu masing-masing berinisial SR (29), warga Blok VI Baru, NS (43), penduduk Sianjoanjo, Gunung Meriah, dan AC (38), warga Kampung Baru, Kecamatan Singkil Utara, Aceh Singkil. Sedangkan mobil yang disita, terdiri atas Toyota Avanza BK 1290 PK, Xenia BK 1799 ZS, dan Kijang LGX BK 1717 DS.
 
Kapolres Aceh Singkil, AKBP M Ridwan, melalui Kasat Reskrim AKP Marzuki, menjawab Serambi di ruang kerjanya, Selasa (24/5), mengatakan, sekilas mobil-mobil itu tidak ada masalah, suratnya lengkap. Namun, setelah diselidiki lebih dalam ternyata surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB)-nya palsu. “Kami berhasil mengungkap sindikat mobil bodong ini setelah korban melapor,” kata AKP Marzuki.
 
Menurut Marzuki, pemilik kendaraan baru menaruh curiga setelah cukup lama memiliki mobil tersebut. Sebelumnya, saat melakukan pembelian tak ada persoalan. “Kecuriagaan itu muncul setelah melihat STNK mobil ada keganjilan dibanding STNK pada umumnya,” jelas Marzuki.
 
Modus jual beli mobil bersurat palsu itu dilakukan dengan cara tukar tambah. Para korban umumnya menukar mobil tahun tua miliknya dengan mobil tahun baru, sehingga pelaku mendapat keuntungan ganda dari uang tukar tambah, maupun dari hasil penjualan mobil yang ternyata bodong.
 
Penyidik membidik ketiga tersangka dengan Pasal 372 dan 378 KUHPidana yang ancaman pidananya minimal enam tahun penjara. “Tersangka diancam dengan pasal berlapis, karena  melakukan penipuan, pemalsuan, sekaligus penggelapan,” kata Marzuki.

Polisi, sebut Marzuki, juga sedang memburu tersangka yang memasok mobil dengan surat palsu tersebut dari Medan, Sumatera Utara. Adapun tiga orang yang sudah diamankan polisi pada Senin lalu bertugas sebagai pencari korban yang hendak melakukan tukar tambah kendaraan. “Kami terus melakukan pengembangan. Kami yakin, tersangka dan korban dalam kasus ini masih bertambah,” ujar Marzuki.
 

Pemburu Harimau Masih Berkeliaran di TNGL

Pemburu Harimau Masih Berkeliaran di TNGL

Pemburu harimau yang memiliki sindikat besar dipastikan masih berkeliaran di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Bila tidak segera dibekuk, kawanan penjahat ini akan memusnahkan habitat harimau Sumatera.

Aktivitas pemburu harimau ini terungkap setelah Polres Langkat menciduk tiga kawanannya, Dedi, Dedes dan Hendra, Selasa (24/5/2016) malam.

Tiga warga Bahorok, Langkat ini merupakan bagian dari komplotan yang bertugas menjual organ dalam dan kulit harimau. Saat dibekuk dari kawasan Kutambaru, Langkat, dari ketiganya disita seekor harimau yang sudah mati dan dikuliti. Di pasar gelap kulit harimau memiliki harga jual tinggi.

Menurut tersangka, harga paling murah untuk selembar kulit mencapai Rp 25 juta. Harga ini akan melonjak drastis bila si pembeli juga ingin bagian dalamnya.
"Kalau komplit sama daging dan tulangnya bisa empat puluh juta ke atas," kata tersangka Dedi.
Namun di hadapan penyidik ketiganya mengaku tidak terlibat penangkapan maupun pembunuhan harimau itu. "Kami cuma perantara," sambungnya.

Harimau itu sudah mereka terima dari B dalam kondisi mati dan bagian tubuhnya sudah terpisah dengan kulit. Menurut mereka, B memang pemburu harimau di kawasan itu . Berdasarkan keterangan ketiganya, komplotan pemburu harimau ini diyakini memiliki anggota besar karena ada yang bertugas menangkap, menguliti hingga menjualnya. Kasat Reskrim Polres Langkat AKP Agus Sobara Praja menegaskan akan mengusut tuntas kasus ini. Mereka sudah menjadikan B sebagai DPO, karena merujuk keterangan tersangka, perannya cukup dominan dalam kejahatan ini.

Dijelaskannya, tersangka kasus ini bisa dikenakan pasal berlapis, karena selain membunuh satwa lindung dan memperdagangkannya, perburuan hewan ini juga berada di kawasan hutan lindung.
"Kita terus bekerja untuk menangkap B. Ke depannya terus kita kembangkan untuk memburu tersangka lainnya," ujar Agus.

Dua Pohon Tumbang di Pagar Air, Kendaraan Belum Bisa Melintas

Dua Pohon Tumbang di Pagar Air, Kendaraan Belum Bisa Melintas
 
Hujan angin yang mengguyur Banda Aceh dan Kawasan Aceh Besar mengakibatkan sejumlah pohon tumbang.  Dua pohon Asan tumbang di Desa Lubuk Batee, Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Rabu (25/5/2016) sekitar pukul 14.15 WIB.
 
Pantauan kami , akibat tumbangnya kedua pohon ini sejumlah kendaraan tidak dapat melintas di dua sisi jalan nasional Banda Aceh - Lambaro. Sampai saat ini, warga setempat sedang membersihkan dan memotong pohon tumbang yang melintang di badan jalan tersebut.
 
Arus lalu lintas sampai saat ini belum bisa dilalui, dan warga setempat memperkirakan satu atau dua jam kemudian baru dapat dilalui.
 
Michael Alexander warga yang melintas di kawasan itu kepada Serambinews.com  mengabarkan saat ini macet di kawasan itu. Sebagian warga berusaha memindahkan pohon yang tumbang ke badan jalan.
 
Di sosial media warga Banda Aceh juga mengupdate status mengabarkan badai menerpa kawasan di mana mereka tinggal. 
 
Iwan warga Banda Aceh yang melintas mengatakan terjebak hujan badai di kawasan Lampeuneuret, Banda Aceh.  "Kejebak badai hujan besar sekali, sementara gak melanjutkan perjalanan," ujarnya yang mengendarai sepeda motor menuju arah Batoh.
 
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html